Freepik

https://www.freepik.com/free-vector/bright-poster-basketball-player_1077381.htm

Sunday, May 8, 2011

Monday, June 15, 2009


Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, “Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.’

Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, ‘Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’

Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, “Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.’

Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.’

Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.’

Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.’

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.’

Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, “Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.”

Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.

Friday, May 22, 2009

Sejarah Hizb an-Nashr

he Hizb an-Nashr Al Qur'an dan telah terinspirasi oleh Shaykh Abu Hassan As-Shadhuli sekitar 800 tahun yang lalu. This Hizb is called as-Saif as-shadhili (The sword of shadhili). Hal ini disebut sebagai Hizb-Saif sebagai-shadhili (The ancaman shadhili). It was written at the time when Shaykh Abu Hassan was fighting against the Crusaders, led by King Louis IX of France. Ia ditulis pada saat Shaykh Abu Hassan telah berjuang melawan Crusaders, dipimpin oleh Raja Louis IX dari Perancis. The invading Crusaders were trying to invade through the city of Mansura. The invading Crusaders mencoba untuk menakluk kota melalui Mansura.

Towards the end of his life, Abul Hasan Shadhili's eye sight started to become weaker. Menjelang akhir hidupnya, Abul Hasan Shadhili pandangan mata mulai menjadi lemah. He was slowly losing his eye sight but it didn't prevent him from fighting in the front line of the battle of al-Mansurah when the Crusaders forces under King Louis of France invaded Misr (Egypt) in 1250. Ia perlahan-lahan ia kehilangan mata melihat tetapi tidak mencegah dia dari berjuang di garis depan dari peperangan al-Mansurah ketika pasukan Crusaders di bawah Raja Louis dari Perancis menyerang Misr (Mesir) pada 1250. His age was approximately 54 then. His usia sekitar 54 kemudian.

Shaykh Abul Hasan and many of his muridun (spiritual disciples), friends from amongst the 'ulama' (scholars) and awliya (saints of God) upon hearing that the ummah (muslim community) was under attack, immediately made their way to al-Mansurah to fight in the front line seeking Victory or Paradise as Martyr (an Nasr aw al-Jannah). Shaykh Abul Hasan dan banyak orang muridun (rohani murid-murid), dari teman-teman di antara 'ulama' (ulama) dan awliya (orang kudus Allah) setelah mendengar bahwa umat (masyarakat muslim) berada di bawah serangan, segera dilakukan mereka ke jalan al - Mansurah untuk berperang di garis depan atau mencari Victory surga sebagai Martyr (an nasr aw al-Jannah).

Here is the recount Shaykh Abul Hasan from the Orison of The School of the Shadhdhuliyyah, volume one: Berikut ini menceritakan Shaykh Abul Hasan dari doa dari The School of Shadhdhuliyyah, volume one:

On the day of the battle he (Shaykh Abul Hasan) mounted his best horse and had one of the muridun hand him up his sword. Pada hari peperangan dia (Shaykh Abul Hasan) mount nya terbaik dan kuda itu salah satu muridun tangan dia melepaskan pedang. When he had his sword to hand he asked for another, and with a sword in his right hand and a sword in his left hand he rode into battle. Ketika dia pedang itu ke tangan orang lain untuk bertanya, dan dengan pedang di tangan kanan dan pedang di tangan kiri ia rode ke dalam peperangan. When asked later, given his deteriorating eyesight, how he could have ridden into battle and so honourably acquitted himself on the battle field he simply pointed to his heart saying: “If the eye of the heart sees clearly what need is there for my eyes?” such was his vision. Ketika ditanya nanti, diberikan-Nya deteriorating mata, bagaimana dia boleh dikuasai ke dalam peperangan dan sebagainya hormat acquitted dirinya peperangan di lapangan dia yang cukup untuk hatinya berkata: "Jika mata dari hati melihat jelas apa yang harus ada untuk mata? "demikian dia adalah visi.

From the Orison of The School of the Shadhdhuliyyah, volume two we get more clearer picture of the famous battle of Mansurah: Dari doa di Sekolah yang Shadhdhuliyyah, dua volume kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas yang terkenal dari peperangan Mansurah:

It was Louis IX, King of France, leading the vast combined armies of the Crusaders. Ia Louis IX, Raja Perancis, yang memimpin banyak tentara gabungan dari Crusaders. The desire of the King was to bring down and subdue Islam in a final decisive battle. Keinginan dari Raja adalah untuk menurunkan dan menaklukkan Islam di akhir menentukan peperangan. The combined forces of the West were fully prepared to attack Misr (Egypt) in a battle that is often compared with the Battle of the Trench (ghazwatul kahndaq). Gabungan dari kekuatan-kekuatan Barat telah sepenuhnya siap untuk menyerang Misr (Mesir) dalam peperangan yang sering dibandingkan dengan Battle dari parit (ghazwatul kahndaq).

The shaykh had a profound veridical dream (ru'ya) just before the battle where he was given a vision of a huge tent, an expansive pavilion mounting into the sky, light shone upon it and it was teeming with heavenly people. Shaykh yang memiliki kedalaman tulus mimpi (ru'ya) sebelum peperangan di mana ia diberikan visi tenda yang sangat besar, yang luas pavillion mounting ke langit, cahaya shone atasnya dan ia kaya dengan orang surgawi. When asked in the dream, to whom this tent belong, it was said, “To the Prophet of Allah, peace and blessings upon him.” In the later part of the dream the Prophet spoke to Shaykh Abul Hasan and gave him advice. Ketika ditanya dalam mimpi, yang ini termasuk tenda, ia berkata, "Untuk Nabi Allah, damai dan berkat kepadanya." Pada waktu bagian dari mimpi Nabi berbicara kepada Shaykh Abul Hasan dan dia memberi nasihat. King Louis lost despite superior military power and he was captured in the battle along side with many of his generals. Raja Louis hilang meskipun daya unggul militer dan dia ditangkap dalam peperangan di sebelah dengan banyak orang Generals. Allah gave the Muslims victory. Allah memberikan kemenangan umat Islam.

This highly potent du'a was also recited across Morocco by the renowned Sufi Shaykh Muhammad Ibn Nasir and inspired resistance to the French Occupation. Ini sangat ampuh du'a juga oleh Al Qur'an di Maroko yang terkenal Sufi Shaykh Muhammad bin Nasir dan terinspirasi perlawanan ke Perancis Occupation. So powerful was it that the French President had to issue an order banning its recitation from the mosques. Jadi kuat itu bahwa Presiden Perancis harus mengeluarkan sebuah perintah yang banning pengajian dari mesjid.

Nasr min Allahi wa fathun Qarib, Nashr min Allahi wa fathun Qarib,
wa Bashiril Muminin. wa Bashiril Muminin.

Help is from Allah and Victory is Near. Bantuan dari Allah dan Kemenangan yang Dekat.
Give good news to the believers. Memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.
- The Quran 61:13 - The Quran 61:13

Please spread the Orison, Hizb an-Nasr to your network, among friends and strangers alike, and receive blessings for your effort. Silakan menyebarkan doa, Hizb an-Nashr ke jaringan anda, antara teman dan turis asing, dan menerima berkat bagi usaha. You may recite it for yourself also as it is well known for its talismanic quality by Divine permission. Anda mungkin bacakankepadamu untuk diri sendiri juga karena sudah terkenal karena kualitas talismanic oleh Divine izin.

Thursday, April 16, 2009

Hanya Untuk Allah Semata


Kita selalu diminta untuk merenungkan apa yang sedang kita lakukan setiap saat. Tanggung jawab ini memberikan kehormatan kepada kita. Kalian harus tahu apa yang kalian lakukan dan untuk siapa atau untuk apa kalian bergerak, berlari atau bertanya tentang sesuatu. Renungkanlah. Apa tujuan atau target kalian? Apa yang kalian lakukan untuk ego kalian dan untuk dunia ini adalah palsu dan akan lenyap. Semua ini hanya sementara dan karenanya tidak bernilai. Tetapi apa yang kalian lakukan untuk Allah swt itu tidak akan berakhir. Bila aku duduk, maka istirahatku pun untuk Allah. Aku bergerak atau tidak, semuanya untuk Allah. Dan aku berserah diri pada Tuhanku. Aku akan bersegera mengerjakan perintah-Nya. Tanggung jawab itu dimulai sejak kalian terjaga. Hendaknya kalian melihat untuk apa dan siapa kalian kerjakan dan apa manfaatnya. Bila tidak bermanfaat untuk diri kalian sendiri atau untuk orang lain, tinggalkan niat itu, karena saat itu akan mengundang kutukan atas diri kalian. Segalanya hanya untuk Allah. Dan semua yang kalian lakukan adalah untuk Allah (hal dan aturan yang penting). pastilah untuk Allah. Itulah Iman sejati danSemua yang menjadi milik Allah kalian telah ditawarkan untuk memegang teguh peraturan itu. Karena kalian tahu bahwa semuanya untuk Allah, maka kalian harus melakukan segalanya untuk Allah semata Bila hidup, hiduplah untuk Allah, matilah untuk Allah, dan makanlah untuk Allah. Bila minum, minumlah untuk Allah; bila membangun, lakukanlah untuk Allah. Kalau bicara, bicaralah untuk Allah. Sehingga semuanya akan menjadi ibadah. Bila setiap tindakan dan setiap saat diperuntukkan untuk Allah, maka Allah akan mengusung dan mendukung hamba tersebut. Karena dia hidup untuk Allah dan melakukan semuanya untuk Allah, maka Allah pastilah mendukungnya. Manusia jatuh ibarat daun berguguran dari pohonnya. Tidak lagi bermanfaat bagi pohon induknya. Hanya bagi diri mereka sendiri. Tidak pernah mengindahkan Tuhannya atau melakukan sesuatu untuk Penciptanya. Terkecoh oleh dunia. Hidup hanya mengejar materi. Tidak pernah memikirkan kehidupan spiritual. Kita harus mengelola kehidupan spiritual selama 24 jam sehari, tetapi kita tidak memikirkannya walaupun hanya 24 detik. Segalanya untuk Allah dan kalian melihat niat kalianjuga untuk Allah, jadi lakukan semuanya untuk Allah. Allah dan bila ditujukan untuk-Nya, kalian tidak akan ditinggalkan oleh-Nya dalam akan menjaga dan mendukung kalian. Allah melihatgenggaman Setan. Tidak! Allah ke dalam hati kalian dan bila Dia melihat kalian mengabdi pada ego kalian atau hasrat fisik kalian, Dia akan menghentikan dukungan-Nya. Dia akan melihat apakah kalian tetap mengikuti jalan dan perintah-Nya; bila tidak, Dia akan meninggalkan kalian sebentar, siapa tahu kalian akan kembali pada jalan yang benar. Bila beramal untuk Allah, maka semua yang kalian kerjakan akan diberkahi, dihormati dan diterima oleh-Nya. Bila pekerjaan kalian bukan untuk-Nya, maka sia-sialah pekerjaan itu dan kalian menghancurkan diri sendiri. Kesukaran yang tidak terhitung akan mengelilingi kalian. Perhatikan selalu pekerjaan kalian, apakah benar-benar untuk Tuhan kalian? Perhatikan berapa jam tersedia untuk-Nya, berapa lama kalian berhubungan dengan Hadirat Ilahi dan berapa jam kalian bersama ego kalian. Bila kalian makan, minum, bekerja, shalat, pokoknya setiap waktu hendaklah kalian bersama Allah.Ini akan membuat kalian kuat dan bahagia dan hidup akan terasa manis. Allah menganugerahkan hidup yang indah dan nyaman bagi orang beriman, bukannya hidup yang sulit dan hambar. Yang demikian itu adalah untuk mereka yang tidak beriman atau mereka yang berbuat ingkar. Hiduplah dan menyediakan diri untuk Allah. Matilah untuk Allah. Hanya itu. Biarkan mereka merenggut seluruh dunia. Mereka hanya ingin hal-hal duniawi, makan dan minum saja. Jangan! Kenikmatan itu datang nya dari Allah dan hati kita menantikan berkah-Nya yang tak terhingga. Dengan bekerja untuk Allah dan taat kepada-Nya, Dia akan menyelubungi kalian dengan Cahaya Ilahiah. Setelahnya, kalian harus melindungi dan mempertahan kannya. Kalian harus mengorbankan hasrat fisik kalian agar kekuatan spiritual dengan cepat dan mudah mencapai jiwa kalian. Janganlah kehilangan kepercayaan pada Pencipta kalian yang berfirman, “Akulah penjamin makan dan minum kalian. Dan bila kalian menyediakan diri kalian untuk-Ku, Aku akan memudahkan segalanya untuk kalian. Bila kalian percaya pada-Ku, Aku tidak akan membuat kalian lelah.” Hal ini akan memberikan rasa puas dalam diri kalian. Tak usah memikirkan apapun. Cukup penghambaan saja. Tuhan berfirman, Percayalah pada-Ku, Aku akan memudahkan segalanya.” (Prinsip terpenting dalam Islam). Siapa pun yang hidup untuk Allah mengetahui bahwa Allah saja lebih dari cukup. Kita percaya dan mempercayai Allah dan mencoba untuk menyediakan diri untuk penghambaan Ilahinya. Berpeganglah pada jalan ini, jalan yang paling aman. Carilah kehormatan dari Allah dan bukan dari yang lain. Sebuah gedung yang didirikan bukan untuk kehormatan Allah dan untuk kehormatan Rasulullah akan runtuh. Bila dibangun untuk Allah, kalian akan bahagia dan tidak terbebani. Setiap hari berbuatlah sesuatu untuk Allah. Ketahuilah hak-hak-Nya, bekerjalah untuk-Nya dan bukan untuk yang lain. Kalian dapat melakukan apa saja, tetapi cobalah melakukannya hanya karena Allah semata. Lakukan sesuatu yang akan membuat Allah ridha pada kalian. Bila tidak, kalian akan tenggelam dalam samudera yang demikian dalam sehingga tak seorang pun dapat menyelamatkan kalian. Cara hidup kalian akan menjadi cara mati kalian dan akan menjadi cara kalian dibangkitkan kembali. Hiduplah untuk Allah. Mereka yang mematuhi perkataan Nabi saw berarti mematuhi perintah Allah. Hiduplah untuk-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang harus ditakuti. Ada orang yang mengatakan bahwa kita harus belajar atau melakukan sesuatu. Tidak! Seluruh hidup kita adalah untuk Islam dan Islam adalah untuk Allah. Jika kalian melangkah, jadikanlah langkah itu untuk Allah. Begitulah cara kalian menjalani Islam. Kalian harus memperhatikan ke mana kalian melangkah dan apa yang kalian cari. Apakah kalian mencari Allah atau ego kalian? Bila kalian rentangkan tangan dan menangkap sesuatu,kalian harus perhatikan untuk siapa kalian membawa atau menyentuhnya. Perhatikan apa yang kalian dengar. Untuk Allah atau ego kalian? Bila berbicara, perhatikan untuk apa kalian bicara, untuk Allah atau untuk ego kalian? Dan bila kalian duduk dan berpikir, untuk siapa? Kalian tidur, untuk apa? Kalian makan untuk kekuatan kalian atau atas perintah Tuhan kalian? Setiap saat di setiap harinya, setiap tarikan nafas adalah untuk Tuhan kalian. Barangsiapa yang telah mencapai maqam sebagai deputi sejati (sekarang kita semua hanya kandidat) harus mengawasi setiap tarikan nafasnya. Setiap tarikan nafas hanya untuk Allah, “Huu, Huu, Huu, Huu… dalam hati.” Barangsiapa yang dapat mengendalikan nafas nya setiap saat, itulah utusan deputi Allah yang sejati. Kita harus bisa membawa diri kita ke jalur tersebut. Janganlah sendirian. Pada setiap tarikan nafas, jangan lupa kalian berada bersama siapa. Cukuplah yang demikian itu. Hal itu merupakan latihan bagi kalian. Bila kalian tidak lupa, maka setiap saat adalah peribadatan kepada Allah atau suatu pengabdian untuk Hadirat-Nya. Setiap saat, setiap tarikan nafas kalian mengabdi, meraih Hadirat-Nya yang suci dan nama kalian akan tercatat sebagai hamba Ilahi. Cobalah, coba ikuti. Jangan menyia-nyiakan hidup kalian

Seperti yang Allah Kehendaki


Segalanya bergerak dan terjadi seperti Kehendak Allah Azza wa Jalla. Di manakah ada tempat untuk menegaskan kepribadianku dalam rancangan penciptaan? Dan apa yang memberiku hak untuk campur tangan? Mereka yang mengenal Allah swt melihat bahwa semuanya yang ada berada dalam kondisi yang terbaik dan tidak mungkin bisa lebih baik lagi. Mereka mengatakan, Keadaan kami yang sekarang adalah yang terbaik dan sempurna untuk kami,” dan “Penampakan Allah esok akan berbeda dari sekarang, menempatkan segala-galanya pada tempatnya.” Namun tidak pernah akan lebih baik daripada yang sekarang. Seperti dikutip dalam Al-Quran, Setiap hari Dia berbuat dan bertugas. Kulla yawmin huwa fii sya`nin. Kita harus membiarkan apa yang menjadi milik Tuhan Yang Mahakuasa dan tidak berkata, “Mengapa begini?” atau “Aku tidak setuju dengan itu.” Kata-kata seperti “mengapa” atau “tidak” merupakan sifat Setan. Kita berusaha untuk menjadi seperti yang Dia kehendaki. Seperti ketika seorang prajurit berkata pada atasannya, “Siap Pak.” Tetapi mengapa kita tidak sepatuh itu kepada Yang Mahakuasa. Kenapa Tidak! Kita selalu memberontak, keberatan, melawan dan tidak setuju dengan-Nya. Menurut adab yang baik, kita harus mengatakan, “Seperti yang Engkau kehendaki,” walaupun terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan bagi kalian. Pada hakikatnya, kalian tidak dapat berbuat apa-apa; jadi menentangnya pun menjadi sia-sia saja. Menentang Kehendak Tuhan kalian adalah tak masuk akal, dan sekalipun kita telah mengetahui hal tersebut, tetap saja kita tidak pernah meninggalkan kebiasaan buruk ini. Hamba yang beradab adalah hamba yang tidak pernah mengatakan, “Tidak!” dan tak pernah bertanya, “Mengapa ini harus terjadi?” Kalian boleh saja mengucapkan kata-kata seperti itu, namun ketahuilah bahwa kalian berbicara dengan Dia yang Kehendak-Nya melebihi kehendak kalian. Bila kalian berkata, “Aku tidak suka hal ini terjadi” atau mempertanya kan, mengapa ini terjadi?”, artinya bahwa kalian ingin semuanya terjadi menurut kehendak kalian dan bukan atas Kehendak-Nya. Ego kalian meminta sesuatu yang tidak mungkin dengan mengatakan “Mengapa?” Dia sendirilah yang tahu mengapa. Kalian tidak dapat bertanya. Kalian adalah hamba-hamba-Nya dan Dia adalah Tuhan. Menerima Kehendak-Nya dan tidak mempertanyakannya adalah langkah pertama menuju akhlak terpuji. Jangan pernah melupakan tanggung jawab dan kedudukan kalian sebagai seorang hamba. Thariqat adalah untuk melatih kita menjadi hamba yang tidak pernah mempertanyakan, “Mengapa Engkau melakukannya?” Katakanlah, “Wahai Tuhan kami, apa pun Kehendak-Mu pasti terjadi, perintah-Mu adalah yang terbaik.” Karena kebebasan yang tidak terbatas, orang kehilangan ciri hakiki seorang hamba. Kebebasan yang tidak terbatas mengambil akhlak terpuji seorang hamba. Akhlak terbaik adalah berserah diri pada Kehendak Tuhan, seorang hamba hendaknya mengikuti Kehendak Tuhannya, Perintah dan Peraturan-Nya. Bila kalian berkata, “Silakan, apa pun kehendak-Mu,” kalian akan meraih dukungan terbesar dari Allah swt dan tak sesaat pun Dia akan meninggalkan kalian. Kalian selalu berada dalam kedamaian, sukacita, dan kepuasan. Cobalah! Kalian harus menerima apa yang menurut kalian tidak baik dan yang ingin kalian ubah (hal yang sudah pasti tidak dapat kalian lakukan). Pertahankan kepentingan Allah serta tunjukkan kehormatan yang tertinggi pada-Nya bila kalian ingin bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Semuanya yang dilakukan oleh Allah Azza wa Jalla adalah yang benar-benar sempurna dan Kehendak-Nya pun benar-benar sempurna. Barangsiapa yang ingin memaksakan kehendaknya sendiri, pastilah pada suatu saat harus bertaubat dan berkata, “Seandainya aku membiarkan Tuhanku yang memilih.” Bersabar dan bersyukurlah bila kalian dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kalian sukai. Tak ada satu pun yang berdasarkan kemauan kalian sendiri. Mustahil. Memang berjuta-juta keinginan dan kemauan orang terwujud, namun Kehendak-Nya berada di atas seluruh kemauan kita. Hanya kebodohanlah yang berani mengutarakan keberatan atas Kehendak Tuhan Yang Mahakuasa, dan berkata, “Mengapa begini?” atau “Mengapa ini terjadi?”. Bagi pelayan seorang raja, hanya kemauan rajalah yang bisa terwujud, bukan keinginannya sendiri. Itu hanya seorang sultan. Orang yang congkak akan bertanya, “Mengapa begini?” atau “Mengapa hal itu terjadi?” Jika kalian dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak menyenangkan ego kalian, tanyakan pada diri sendiri, “Siapalah aku?”dan “Siapalah egoku?” Apalah ragamu itu? Dan berapa nilainya? Tak bernilai. Hanya tulang-belulang. “Siapa kalian?” Kalian harus menjawab, “Aku adalah hamba Tuhanku, keturunan bani Adam as, umat Ibrahim as dan umat Muhammad saw.” Dalam sebuah Hadits disebutkan, Aku menyatakan bahwa aku beriman kepada Tuhanku, Kitab-Kitab-Nya, Malaikat-Malaikat-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, hari perhitungan, takdir baik dan buruk berasal dari Allah swt. Aamantu billaah wa malaa-ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wal yawmil aakhiri wa bil qadri khayrihi wa syarrihi minallaahi ta`aala haqq—qabuulin yaa rabb. Itulah identitas kita. Seorang Muslim harus berserah diri pada Tuhannya dan orang mukmin harus mengimani pada apa yang Dia utus untuk kita yakini. Inilah dasar dari penghambaan. Dalam hidup kalian ada hal-hal yang menggembirakan dan baik untuk kalian dan ada pula hal-hal yang tidak dapat diterima oleh ego kalian. Cobalah jujur. Bila kalian melangkah menuju Allah swt, akan kalian temui kebahagiaan dan segala kemudahan. Bila Tuhan Pemilik Surga melihat kalian dengan sabar berusaha mendekati-Nya dan memohon Ridha-Nya, Dia akan mulai menganugerahkan sesuatu dari Hadirat Ilahi-Nya agar kalian bahagia dan tidak pernah merasa jemu dalam hidup kalian. Hal ini amatlah penting untuk direnungkan, mengingat selalu saja ada sesuatu yang menguji kesabaran kalian setiap harinya. Bila kalian menghadapi sesuatu yang tidak kalian sukai, maka buanglah jauh-jauh keberatan dan keluhan kalian dan bersabarlah dalam penghambaan pada Tuhan kalian. Ingatlah selalu bila kalian mendapati sesuatu yang bertentangan dengan keinginan kalian, katakanlah, “Ya Allah swt itu adalah Kehendak-Mu. Seperti Kehendak-Mu, Sebelum Kehendak-Mu nampak, Aku telah meminta sesuatu yang bertentangan dengan Kehendak-Mu. Ampunilah aku.” Bila kalian mengetahui hal ini, tak ada yang dapat mengganggu kalian. Dan janganlah memohon sesuatu pada-Nya. Itu salah. Hanya Allah lah yang berhak melakukan sesuatu untuk hamba-hamba-Nya. Bukan pilihan, hanya Pilihan-Nya sendiri. Kalian adalah hamba-hamba-Nya dan Dialah Tuhan kalian. Hanya Dia yang berhak menentukan jalan kalian ke surga atau neraka, berbahagialah dengan penilaian-Nya, karena Dia Maha Mengetahui. Katakan, “Wahai Tuhanku, ampunilah aku yang telah melibatkan diri dalam apa yang bukan untukku. Aku telah mencampuri urusan yang hanya milik-Mu. Wahai Sultan, ampunilah aku dan lakukanlah seperti Kehendak-Mu.” Kita seharusnya merasa malu karena telah mengemukakan keinginan kita ke Hadapan Kehendak Yang Mahakuasa. Hal tersebut sungguh tak beradab. Dan kita senantiasa meminta imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk ibadah kita, amal baik atau penghambaan, Astaghfirullah. Tinggalkan semua itu, Dia yang menentukan. Yang hanya dapat kalian pinta adalah ampunan. Lain tidak! Dan katakan, “Aku tidak pantas menjadi hamba-Mu.” Inilah ajaran Thariqat Naqsybandi. Ini adalah jiwa dari adab dan wewangian dari penghambaan Bihurmati habib, al-Fatihah

Demi Keridhaan-Nya


Apa yang Dia kehendaki, berarti apa yang akan diridhai-Nya. Lebih berhati-hatilah, agar kalian sesuai dengan keridhaan-Nya semata. Pada setiap tindakan dan perbuatan kalian, jagalah agar Allah ridha pada kalian. Inilah puncaknya keimanan dan akhlak mulia. Tindakan seperti itu, walaupun mungkin dilihat orang, akan menjadi sempurna bila diniatkan hanya agar Allah swt ridha pada kalian. Jangan pernah berpikir untuk menyenangkan orang. Jangan! Tak akan pernah hal tersebut penting bagi kalian. Orang-orang yang pandai, mereka hanya meminta untuk menyenangkan Tuhannya dan demi keridhaan-Nya semata. Tujuan kita adalah untuk mencapai Hadirat Ilahiah Allah dan agar Dia ridha dengan kita. Kita harus bersiap untuk itu dan kita harus melatih diri untuk melakukannya. Untuk mencapainya merupakan suatu kepercayaan yang harus kita tanggung, yang dianugerahkan Allah swt. Bila kalian dapat membuat Tuhan ridha, berarti kalian telah meraih segalanya. Hal ini tidak dapat diukur dengan nilai kebendaan apapun. Bergegaslah menuju keridhaan Tuhan kalian. Dua puluh empat jam berlalu dan apakah sesekali kalian berpikir bahwa kalian harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan-Nya. Apakah kalian benar-benar memikirkannya? Seringkali kita tidak berhasrat untuk mencari dan memikirkan sesuatu yang khusus bagi Tuhan kalian hari ini. Memang kalian melakukan peribadahan yang resmi, shalat lima waktu; yang merupakan perintah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Berpuasa, suatu perintah; demikian pula dengan zakat. Namun di atas semua itu, apakah kalian duduk dan berpikir bahwa Dia melihat kalian dan mengharapkan sesuatu yang istimewa untuk-Nya. Agar Allah swt berfirman tidak hanya pada saat Hari Kebangkitan, namun berlaku setiap hari, “Wahai hamba-Ku, Aku ridha padamu.” Kalian hendaknya memikirkan hal ini. Ini akan memberikan kehormatan pada kalian. Cobalah melakukan segala sesuatu untuk meraih ridha Tuhan kalian. Cobalah untuk senantiasa membuat-Nya ridha. Dia memang tidak memerlukan sesuatu yang menyenangkan dari para hamba-Nya, tetapi Dia senang bila hamba-Nya mencoba menyenangkan-Nya agar Dia senang pada mereka. Dan Dia ridha pada kalian, bila kalian ridha pada-Nya. Siapa pun yang berusaha untuk membuat Tuhannya ridha, pastilah dia akan senang; siapa pun yang melupakannya, dia akan dilupakan; siapa yang tidak lupa, dia tidak akan dilupakan! Camkanlah hal ini. Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku, janganlah engkau melupakan Aku. Aku bersamamu, tetapi engkau tidak bersama-Ku.” Kemudian Dia berfirman, “Cobalah untuk bersama-Ku dan engkau akan menemukan sesuatu yang tidak engkau duga-duga.” Mukjizat terbesar yang dianugerahkan kepada para hamba-Nya adalah kemampuan untuk pengabdian yang terus-menerus. Allah swt tidak suka bila seseorang melakukan sesuatu hari ini, kemudian esok harinya meninggalkan nya. Atau beribadah untuk dua hari, lalu pada hari ketiga menjauhkan diri. Walaupun singkat, namun istiqamah, Allah akan menyenangi hamba tersebut. Karena Allah ingin memberikan kasih-Nya secara terus-menerus kepada hamba tersebut. Selama Dia melihat hamba-hamba-Nya mencari-Nya dan mengharapkan keridhaan-Nya dan berusaha terus-menerus untuk melakukannya, maka hal tersebut akan berjalan terus. Memang Tuhan Yang Mahakuasa meminta agar hamba-hamba-Nya selalu memohon berkah-Nya yang tak berkesudahan. Penghambaan Ilahi merupakan penghambaan ke Hadirat-Nya, dan tak pernah merupakan beban bagi kalian. Kita hendaknya terus-menerus memohon berkah Allah. Bila kalian mempunyai banyak keran air, tetapi kalian menutup semuanya, maka kalian tidak akan mendapatkan air. Kalau satu tidak ditutup, air akan selalu mengalir kepada kalian. Kita selalu bergelut dan memaksa untuk mempertahankan pengabdian pada Tuhan Yang Mahakuasa. Walaupun kalian hanya mendirikan shalat dua rakaat setiap harinya, atau mengulang seratus kali Laa ilaha Illallaah dan seratus kali shalawat, semua itu senantiasa membuat kalian terhubung dengan langit. Dengan demikian pastilah kalian mendapat berkah-Nya yang tidak berkesudahan. Tetapi bila kalian meninggalkannya dan menutup semua kerannya, maka kalian tidak akan menerima ridha atau diberikan kesenangan lainnya oleh Tuhan kalian. Karena kalian tidak membuat-Nya ridha atau memohon ridha-Nya dengan do’a-do’a yang demikian sederhana. Dia tidak akan membuat kehidupan kalian damai dengan kebahagiaan dan keridhaan. Maka berdasarkan hal ini, bila kalian ingin hidup damai dan penuh berkah, jalankanlah. Sedapat mungkin cobalah untuk berhubungan terus dengan Hadirat Ilahi melalui penghambaan kalian. Allah memberikan lebih banyak dari Cahaya-Cahaya Surgawi-Nya kepada para kekasih-Nya , Awliya yang merupakan hamba dari Hadirat Ilahi-Nya dan kepada orang-orang yang banyak bersujud kepada-Nya. Untuk memperbanyak shalat di malam hari, diperlukan keinginan dan cinta dari lubuk hati kalian terhadap Tuhan kalian. (Termasuk perasaan hormat, harapan dan takut.) Juga diperlukan kearifan yang luar biasa. Apakah kalian pikir, sebuah mobil dapat bergerak tanpa bahan bakar? Jangan berdo’a untuk mendapatkan banyak nikmat surga atau pertolongan dari Tuhan kalian. Jangan! Cobalah untuk membebaskan diri dari segala keinginan semacam itu. Cintailah Tuhan kalian dan mohonkanlah keridhaan-Nya. Bila Allah senang dengan perbuatan, sifat dan perilaku kalian, maka Dia akan membuat kalian bahagia. Bila tidak, kalian tidak akan bahagia. Sangatlah penting bagi seorang hamba untuk menjalani hidup yang membuat Allah ridha padanya. Tidak semua jalan diterima oleh Allah. Tidak terhitung banyaknya jalan yang tak diridhai Allah . Dia tidak menyukai jalan yang ditempuh hamba yang tidak mengharapkan ridha-Nya. Setiap jalan yang ditempuh semata-mata untuk ridha Allah disukai dan diterima oleh Allah. Jadi jagalah agar semuanya hanya untuk keridhaan-Nya. Allah selalu mengawasi semua tindakan dan keadaan hamba-hamba-Nya, dan wajib hukumnya bagi seorang hamba untuk memahami hal itu. Dia selalu melihat segala-galanya. Dia tidak pernah lengah! Siapa pun yang berusaha untuk mencapai-Nya dan berdo’a untuk lebih dekat kepada-Nya, dia akan menemukan jalan yang mudah ke Hadirat Ilahi. Dia akan diliputi oleh kebahagiaan. Bila kalian tidak suka untuk lebih mendekati-Nya, maka neraka akan merenggut kalian. Sangatlah penting dalam kehidupan kalian untuk bertanya, mengetahui, lalu menjalankannya. Tanyakanlah pada diri kalian, “Untuk apa aku diciptakan?” Yakini jawabannya, lalu penuhi ego kalian dengan tujuan itu. Meniatkan sesuatu untuk kehidupan dunia ini adalah tak masuk akal. Mereka yang hidup untuk meraih keridhaan Penciptanya adalah orang yang jauh lebih pintar. Carilah setiap kesempatan untuk meraih sesuatu yang membawa kalian lebih dekat dengan Hadirat Ilahi. Semoga Allah membuat kalian mencapai sukses membuat Tuhan kalian ridha pada kalian. Cobalah untuk meraih keridhaan-Nya, agar Dia ridha dengan kalian. Bila seseorang ridha dengan Tuhannya, maka segalanya akan menyenangkannya. Dan bila seseorang tidak pernah membuat Tuhannya ridha, maka semuanya akan memusuhinya dan semua musuh akan mencoba mengenyahkannya. Allah berfirman, “Aku akan ridha denganmu, bila engkau ridha pada-Ku.” Yang diucapkan kepada Nabi Musa as di Gunung Sinai 4000 tahun yang lalu mudah saja, “Bila engkau bahagia dengan-Ku, Aku bahagia denganmu. Bila engkau mencintai-Ku, Aku mencintaimu.” Ini merupakan kebijakan yang berlaku sepanjang masa. Kita bersyukur kepada Allah untuk kesehatan kita, tempat berteduh untuk hidup, mendapat sandang dan pangan, mempunyai uang dan kendaraan. Tak ada alasan untuk mengeluh. Kita lalu berkata, “Wahai Tuhanku, kami ridha pada-Mu.” Tetapi bagaimana sikap kita kalau segalanya tidak begitu bagus, bila Tuhan memberi kita kemiskinan atau penyakit, kita juga harus ridha pada-Nya. Bila mendapat beban atau kesukaran apapun kita harus mengatakan, “Wahai Tuhan kami, kami bersyukur, segala puji bagi-Mu dan aku adalah hamba-Mu.” Pada saat-saat sulit seperti itu, akan mudah dibedakan apakah kalian ridha dengan Allah, atau tidak. Memang mudah untuk mengatakan bahwa kita ridha pada Tuhan, kalau semua dalam keadaan baik. Kalau muncul kesukaran dan kalian masih tetap ridha pada-Nya, itu pertanda bahwa Dia juga ridha pada kalian. Itulah makna dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Bergegaslah untuk bersujud bila kalian ingin agar Tuhan kalian ridha pada kalian dan bila kalian ingin menjamin suatu akhir yang selamat. Cobalah sebisa mungkin untuk tidak membangkang dan janganlah kalian lengah, tetapi tetaplah untuk waspada. Sedikit saja kalian lengah, itu dapat menjerumuskan kalian ke lembah yang dalam, terbuang dari Hadirat Ilahi. Sediakan diri untuk menyenangkan Allah atau menyenangkan ego kalian. Tak ada jalan ketiga. Semua hak adalah hanya untuk Allah saja dan setiap saat hanya untuk-Nya, bukan untuk ego kalian. Setiap tarikan nafas adalah untuk Allah, dan bukan untuk ego kalian. Jadi tak tersisa apa-apa untuk ego kalian! Tingkat tertinggi dari Iman dalam hidup manusia adalah memberikan keputusan akhir terutama kepada Tuhan kalian dan mengatakan, “Aku ini hanya untuk-Mu Ya Allah dan semua yang kulakukan adalah hanya untuk-Mu. Setiap saat untuk meraih ridha-Mu dan setiap perbuatanku hanya untuk-Mu, wahai Tuhan kami. Untuk menyenangkan-Mu.” Sampai saat itu kita tidak pernah akan hidup dengan baik. Setiap hari saat memulai langkah, saat kalian menginjakkan kaki kalian di tanah, katakanlah, “Wahai Tuhanku, aku melangkah untuk-Mu, tolonglah hamba-Mu ini. Dengan Pertolongan Ilahiah-Mu, bila Engkau ridha padaku, maka aku dapat melawan egoku dan memindahkan gunung-gunung yang tinggi.” Benar, dengan Pertolongan Allah, kalian dapat berbuat apa saja dan semuanya dapat kalian lakukan dengan mudah. Jadi awasilah langkah kalian. Setiap hari, langkah demi langkah, perbaiki langkah kalian untuk meraih ridha Allah. Cobalah sediakan diri kalian untuk ridha dan keridhaan Allah. Hal ini adalah untuk selamanya. Apa saja yang kalian lakukan, lakukan demi ridha-Nya. Lalu Dia akan membahagiakan kalian. Dia menyukai hal ini. Bila Samudera Rahmat-Nya meliputi kalian dari segenap penjuru, kalian bagaikan ikan dalam lautan, tidak ada tempat yang kering, kalian berada dalam kedamaian yang sempurna. Melarikan diri dari limpahan berkah dan Samudera Rahmat-Nya bagaikan melarikan diri dari lembah hijau dengan limpahan air ke suatu padang pasir yang asing. Begitulah yang kita kerjakan, menjauhkan diri dari aliran cahaya. Semua yang ada di dunia telah diperintahkan Tuhan Yang Mahakuasa untuk membahagiakan kalian dan bukan untuk menyusahkan kalian. Apapun yang kita perlukan, pastilah telah tersedia di depan kita, jadi kalian tidak perlu mengejar apapun. Allah berfirman, “Mereka adalah hamba-hamba-Ku dan mereka pasti ridha dengan segala yang datang dari segala penjuru. Ridhalah pada-Ku, dengan demikian Aku pun ridha denganmu. Tak ada satu pun yang dapat menyusahkan atau membuatnya sedih. Tak ada. Yang ada hanya kebahagiaan.”