Freepik

https://www.freepik.com/free-vector/bright-poster-basketball-player_1077381.htm

Thursday, April 16, 2009

Penghambaan


Tujuan dari keberadaan kita mengarungi dunia ini adalah penghambaan. Dukungan Surgawi hanya diraih melalui penghambaan, yang merupakan realitas dari kehidupan kalian meski tak seorang pun yang mengetahuinya. Satu-satunya realitas dari keberadaan kita adalah penghambaan pada Allah Yang Mahakuasa. Jika kalian mengetahuinya, kalian akan ditanya apa yang kalian lakukan dengan pengetahuan itu. Ini mungkin merupakan hal yang terpenting sepanjang hidup manusia. Menjadi hamba-Nya merupakan kehormatan tertinggi bagi manusia, dan tiada kehormatan lain yang melampauinya. Cobalah untuk lebih menghormati dan menghargai Tuhan kalian. Karena selama kalian menghargai-Nya, kalian akan dihormati dan dihargai baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sungguh mudah. Itu merupakan realitas, bukan imajinasi. Subhanallah Tanpa kecuali, segala sesuatu yang baik maupun buruk adalah ujian bagi umat manusia karena mereka telah terpilih sebagai hamba-hamba Tuhan. Seorang astronout tidak dapat terbang mengangkasa tanpa ujian yang sulit dan harus melewati pendidikan terlebih dahulu. Apalagi untuk mencapai kehidupan surga. Bila kalian ingin meninggalkan level binatang, kalian harus diuji hingga kalian diterima oleh Awliya, lalu oleh Rasulullah saw, dan kemudian oleh Allah swt. Kemudian Dia menjadikan kalian sebagai seorang hamba Tuhan. Perhatikan diri kalian. Tinggalkan level binatang, lalu raihlah surga. Allah swt mengingatkan hamba-hamba-Nya, “Dengarkan Aku dan Nabi terakhir-Ku yang diutus untuk menyempurnakan dan mempersiapkan kalian untuk pengabdian ilahiah kepada-Ku.” Apakah kalian menyadari hal itu?! Semua tercipta dengan tujuan tertentu. Keledai untuk membawa beban kalian. Anjing untuk menjaga kalian. Domba untuk makanan dan minuman kalian. Lalu untuk apa kita diciptakan? Tak lain adalah untuk pengabdian ilahiah! Islam datang untuk membersihkan manusia. Bila kalian memohon untuk menjadi orang yang bersih, maka katakanlah pada Allah swt, “Aku budak-Mu.” Tetapi Yang Mahakuasa tidak menginginkan kita menjadi budak-budak-Nya. Dia berfirman, “Aku memberi kalian kehormatan agar menjadi hamba-Ku bagi Keberadaan-Ku.” Jadi kalian harus bangga dengan hal ini, seperti halnya kalian bekerja untuk seorang raja. Dia berseru pada kalian, “Datanglah dan ambil bagian dalam penghambaan yang suci, wahai hamba-Ku. Ke mana kalian berlari? (Menuju suatu kehidupan yang kotor, ego yang kotor, dan mengikuti Setan). Mengapa kalian menolak. Jangan menolak! Orang-orang telah kehilangan akal mereka, atau mereka tidak menggunakan pikirannya hingga membiarkan mereka dihancurkan. Manusia mungkin hanya menggunakan 10% saja dari akalnya. Kalian telah diciptakan dan dianugerahi akal agar dapat digunakan seluruhnya. Mengapa tidak digunakan? (Karena 10% sudah cukup untuk memenuhi keinginan fisik kalian. Selesai!! Dan mengapa kita diberikan yang 90% itu? Porsi yang besar, yang tidak kita gunakan ini dimaksudkan untuk penghambaan ilahiah. Bagian terbesar dari akal kita adalah untuk mempersiapkan diri kita, perasaan, raga dan jiwa kita untuk menjadi hamba yang sempurna di Hadirat Ilahi. Tetapi kita tidak memeliharanya dan malah meninggalkannya. Manusia meninggal dan paling tidak dua pertiga dari akal mereka tidak pernah dipakai. Kita pastilah hanya menghamba pada Keagungan-Nya sebentar saja. Mohonlah kekuatan yang lebih dari-Nya, untuk bersedia bagi-Nya, dan bukan untuk dunia. Bila kalian mengucapkan, “Laa ilaha illallaah, Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh,” dan kalian menerima Nabi Muhammad saw sebagai hamba Tuhanmu, kalian juga harus mengucapkan, “Wahai Tuhan kami, Aku juga hamba-Mu.” Kalau tidak, maka tak ada persaksian. Tidak. Tidak diterima. Adalah suatu kearifan dari thariqat ini untuk mengucapkan kata-kata tersebut. Untuk mengucapkan, “Aku juga hamba-Mu.” Penghambaan kepada Nabi Muhammad saw bukanlah masalah. Ego kita memberontak seperti binatang dan tidak rela menjadi hamba. Ambillah hanya yang perlu dari kehidupan ini dan tinggalkan sisanya untuk melayani Allah Azza wa Jalla.

No comments:

Post a Comment