Freepik

https://www.freepik.com/free-vector/bright-poster-basketball-player_1077381.htm

Thursday, April 16, 2009

Seperti yang Allah Kehendaki


Segalanya bergerak dan terjadi seperti Kehendak Allah Azza wa Jalla. Di manakah ada tempat untuk menegaskan kepribadianku dalam rancangan penciptaan? Dan apa yang memberiku hak untuk campur tangan? Mereka yang mengenal Allah swt melihat bahwa semuanya yang ada berada dalam kondisi yang terbaik dan tidak mungkin bisa lebih baik lagi. Mereka mengatakan, Keadaan kami yang sekarang adalah yang terbaik dan sempurna untuk kami,” dan “Penampakan Allah esok akan berbeda dari sekarang, menempatkan segala-galanya pada tempatnya.” Namun tidak pernah akan lebih baik daripada yang sekarang. Seperti dikutip dalam Al-Quran, Setiap hari Dia berbuat dan bertugas. Kulla yawmin huwa fii sya`nin. Kita harus membiarkan apa yang menjadi milik Tuhan Yang Mahakuasa dan tidak berkata, “Mengapa begini?” atau “Aku tidak setuju dengan itu.” Kata-kata seperti “mengapa” atau “tidak” merupakan sifat Setan. Kita berusaha untuk menjadi seperti yang Dia kehendaki. Seperti ketika seorang prajurit berkata pada atasannya, “Siap Pak.” Tetapi mengapa kita tidak sepatuh itu kepada Yang Mahakuasa. Kenapa Tidak! Kita selalu memberontak, keberatan, melawan dan tidak setuju dengan-Nya. Menurut adab yang baik, kita harus mengatakan, “Seperti yang Engkau kehendaki,” walaupun terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan bagi kalian. Pada hakikatnya, kalian tidak dapat berbuat apa-apa; jadi menentangnya pun menjadi sia-sia saja. Menentang Kehendak Tuhan kalian adalah tak masuk akal, dan sekalipun kita telah mengetahui hal tersebut, tetap saja kita tidak pernah meninggalkan kebiasaan buruk ini. Hamba yang beradab adalah hamba yang tidak pernah mengatakan, “Tidak!” dan tak pernah bertanya, “Mengapa ini harus terjadi?” Kalian boleh saja mengucapkan kata-kata seperti itu, namun ketahuilah bahwa kalian berbicara dengan Dia yang Kehendak-Nya melebihi kehendak kalian. Bila kalian berkata, “Aku tidak suka hal ini terjadi” atau mempertanya kan, mengapa ini terjadi?”, artinya bahwa kalian ingin semuanya terjadi menurut kehendak kalian dan bukan atas Kehendak-Nya. Ego kalian meminta sesuatu yang tidak mungkin dengan mengatakan “Mengapa?” Dia sendirilah yang tahu mengapa. Kalian tidak dapat bertanya. Kalian adalah hamba-hamba-Nya dan Dia adalah Tuhan. Menerima Kehendak-Nya dan tidak mempertanyakannya adalah langkah pertama menuju akhlak terpuji. Jangan pernah melupakan tanggung jawab dan kedudukan kalian sebagai seorang hamba. Thariqat adalah untuk melatih kita menjadi hamba yang tidak pernah mempertanyakan, “Mengapa Engkau melakukannya?” Katakanlah, “Wahai Tuhan kami, apa pun Kehendak-Mu pasti terjadi, perintah-Mu adalah yang terbaik.” Karena kebebasan yang tidak terbatas, orang kehilangan ciri hakiki seorang hamba. Kebebasan yang tidak terbatas mengambil akhlak terpuji seorang hamba. Akhlak terbaik adalah berserah diri pada Kehendak Tuhan, seorang hamba hendaknya mengikuti Kehendak Tuhannya, Perintah dan Peraturan-Nya. Bila kalian berkata, “Silakan, apa pun kehendak-Mu,” kalian akan meraih dukungan terbesar dari Allah swt dan tak sesaat pun Dia akan meninggalkan kalian. Kalian selalu berada dalam kedamaian, sukacita, dan kepuasan. Cobalah! Kalian harus menerima apa yang menurut kalian tidak baik dan yang ingin kalian ubah (hal yang sudah pasti tidak dapat kalian lakukan). Pertahankan kepentingan Allah serta tunjukkan kehormatan yang tertinggi pada-Nya bila kalian ingin bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Semuanya yang dilakukan oleh Allah Azza wa Jalla adalah yang benar-benar sempurna dan Kehendak-Nya pun benar-benar sempurna. Barangsiapa yang ingin memaksakan kehendaknya sendiri, pastilah pada suatu saat harus bertaubat dan berkata, “Seandainya aku membiarkan Tuhanku yang memilih.” Bersabar dan bersyukurlah bila kalian dihadapkan dengan sesuatu yang tidak kalian sukai. Tak ada satu pun yang berdasarkan kemauan kalian sendiri. Mustahil. Memang berjuta-juta keinginan dan kemauan orang terwujud, namun Kehendak-Nya berada di atas seluruh kemauan kita. Hanya kebodohanlah yang berani mengutarakan keberatan atas Kehendak Tuhan Yang Mahakuasa, dan berkata, “Mengapa begini?” atau “Mengapa ini terjadi?”. Bagi pelayan seorang raja, hanya kemauan rajalah yang bisa terwujud, bukan keinginannya sendiri. Itu hanya seorang sultan. Orang yang congkak akan bertanya, “Mengapa begini?” atau “Mengapa hal itu terjadi?” Jika kalian dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak menyenangkan ego kalian, tanyakan pada diri sendiri, “Siapalah aku?”dan “Siapalah egoku?” Apalah ragamu itu? Dan berapa nilainya? Tak bernilai. Hanya tulang-belulang. “Siapa kalian?” Kalian harus menjawab, “Aku adalah hamba Tuhanku, keturunan bani Adam as, umat Ibrahim as dan umat Muhammad saw.” Dalam sebuah Hadits disebutkan, Aku menyatakan bahwa aku beriman kepada Tuhanku, Kitab-Kitab-Nya, Malaikat-Malaikat-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, hari perhitungan, takdir baik dan buruk berasal dari Allah swt. Aamantu billaah wa malaa-ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wal yawmil aakhiri wa bil qadri khayrihi wa syarrihi minallaahi ta`aala haqq—qabuulin yaa rabb. Itulah identitas kita. Seorang Muslim harus berserah diri pada Tuhannya dan orang mukmin harus mengimani pada apa yang Dia utus untuk kita yakini. Inilah dasar dari penghambaan. Dalam hidup kalian ada hal-hal yang menggembirakan dan baik untuk kalian dan ada pula hal-hal yang tidak dapat diterima oleh ego kalian. Cobalah jujur. Bila kalian melangkah menuju Allah swt, akan kalian temui kebahagiaan dan segala kemudahan. Bila Tuhan Pemilik Surga melihat kalian dengan sabar berusaha mendekati-Nya dan memohon Ridha-Nya, Dia akan mulai menganugerahkan sesuatu dari Hadirat Ilahi-Nya agar kalian bahagia dan tidak pernah merasa jemu dalam hidup kalian. Hal ini amatlah penting untuk direnungkan, mengingat selalu saja ada sesuatu yang menguji kesabaran kalian setiap harinya. Bila kalian menghadapi sesuatu yang tidak kalian sukai, maka buanglah jauh-jauh keberatan dan keluhan kalian dan bersabarlah dalam penghambaan pada Tuhan kalian. Ingatlah selalu bila kalian mendapati sesuatu yang bertentangan dengan keinginan kalian, katakanlah, “Ya Allah swt itu adalah Kehendak-Mu. Seperti Kehendak-Mu, Sebelum Kehendak-Mu nampak, Aku telah meminta sesuatu yang bertentangan dengan Kehendak-Mu. Ampunilah aku.” Bila kalian mengetahui hal ini, tak ada yang dapat mengganggu kalian. Dan janganlah memohon sesuatu pada-Nya. Itu salah. Hanya Allah lah yang berhak melakukan sesuatu untuk hamba-hamba-Nya. Bukan pilihan, hanya Pilihan-Nya sendiri. Kalian adalah hamba-hamba-Nya dan Dialah Tuhan kalian. Hanya Dia yang berhak menentukan jalan kalian ke surga atau neraka, berbahagialah dengan penilaian-Nya, karena Dia Maha Mengetahui. Katakan, “Wahai Tuhanku, ampunilah aku yang telah melibatkan diri dalam apa yang bukan untukku. Aku telah mencampuri urusan yang hanya milik-Mu. Wahai Sultan, ampunilah aku dan lakukanlah seperti Kehendak-Mu.” Kita seharusnya merasa malu karena telah mengemukakan keinginan kita ke Hadapan Kehendak Yang Mahakuasa. Hal tersebut sungguh tak beradab. Dan kita senantiasa meminta imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk ibadah kita, amal baik atau penghambaan, Astaghfirullah. Tinggalkan semua itu, Dia yang menentukan. Yang hanya dapat kalian pinta adalah ampunan. Lain tidak! Dan katakan, “Aku tidak pantas menjadi hamba-Mu.” Inilah ajaran Thariqat Naqsybandi. Ini adalah jiwa dari adab dan wewangian dari penghambaan Bihurmati habib, al-Fatihah

No comments:

Post a Comment